26/09/11

Anak SD Tahu Siapa Menekan Syamsurizal

RIAU TERKINI.

Senin, 26 September 2011 16:47
Herman Abdullah:
Anak SD Tahu Siapa Menekan Syamsurizal

Mantan Walikota Pekanbaru Herman Abdullah akhirnya bersuara terkait kisruh di Pemko Pekanbaru. Ia mengaku prihatin dan menilai Syamsurizal pasti tak bisa tidur nyenyak.

Riauterkini-PEKANBARU- Setelah sekian lama berdiam diri dan tiada henti disudutkan terkait berbagai persoalan yang belakangan muncul di Pemko Pekanbaru, mantan Walikota Herman Abdullah akhirnya angkat bicara. Ia sungguh tak menyangka, situasi bisa berkembang kian rumit dan tak kondusif. Ia prihatin, hasil positif yang selama ini telah dicapainya dengan susah-payah, terancam berantakan karena adanya kepentingan politik menghalalkan segala cara.

Berikut ini kutipan wawancara wartawan riauterkini.com Ahmad S.Udi dengan Herman Abdullah di kediaman pribadinya Jalan Thamrin II Pekanbaru, Senin (26/9/11) jelang siang.

Apakah Anda masih mengikuti perkembangan Pemko Pekanbaru belakangan ini?

Masih. Saya terus mengikuti, melalui pemberitahuan media massa. (Herman menjawab sambil menunjukkan tumpukkan koran di meja ruang tamu rumahnya)

Bagaimana perasaan Anda? Apakah Anda menduga situasinya akan berubah menjadi rumit seperti sekarang ini?

Sungguh saya prihatin dengan perkembangan Pemko Pekanbaru sekarang. Sama sekali saya tidak menduga bisa berkembang serumit ini.

Dalam beberapa kesempatan, Anda yang justru dituding menjadi sebab situasi buruk yang terjadi di Pemko Pekanbaru saat ini, seperti yang disampaikan Pejabat Walikota Syamsurizal saat memberi keterangan di sidang MK beberapa waktu lalu. Tanggapan Anda?

Inilah permasalahannya. Mengapa pula semua masalah saya yang disalahkan. Lampu jalan padam, saya yang disalahkan. Anggaran defisit, saya yang disalahkan. Padahal semua itu tidak benar.

Untuk tunggakkan lampu jalan, saya sudah anggarkan di APBD murni 2011. Kenapa tidak dibayarkan oleh Pejabat Walikota yang sekarang? Terus soal defisit. Tidak ada itu defisit anggaran disaat tahun anggaran berjalan. Kita belum tahu berapa jumlah Silpa (sisa lebih penggunaan anggaran.red).

Bagamaimana Anda bisa meyakini tidak terjadi defisit anggaran di Pemko Pekanbaru?

Sepekan lalu saya mengundang Kabag Keuangan Dasrizal dan menanyakan masalah tersebut. Saya diberi rincian anggarannya, semacam buku dan diberi penjelasan kalau tidak ada defisit anggaran. Dan, selama ini tidak pernah terjadi defisit anggaran di Pemko Pekanbaru.

Padahal, menurut Pejabat Walikota Syamsurizal, dalam jumpa pers beberapa waktu lalu, anggaran Pemko sudah defisit sejak lama, misalnya pada 2010, Pemko terpaksa membayar hak rekanan (kontraktor.red) sebesar Rp 27 miliar menggunakan Dana Insentif Daerah (DID) dari pusat, apakah benar?

Setahu saya tidak ada yang seperti itu. Kalau benar terjadi, pasti menjadi temuan. Apakah ada temuan audit BPK seperti itu. Tapi mungkin saja pembayaran menggunakan DID, karena proyek yang dikerjakan memang proyek DID. Tentu harus dibayar pakai dana DID.

Mungkinkah kondisi buruk di Pemko Pekanbaru, jika memang benar demikian, disebabkan karena Anda punya banyak staf yang bertipe ABS, asal bapak senang. Jadi laporan kepada Anda selalu yang menyenangkan, padahal kondisinya sebaliknya?

Tidak. Saya tidak punya staf seperti itu tipenya. Lagi pula, saya punya filosofi tidak sepenuhnya percaya pada staf. Tersenyum dia di depan saya, belum tentu hatinya juga tersenyum. Bisa saja dia sebenarnya jengkel. Karena itu, saya selalu melakukan pengecekkan. Dan, sejauh ini semuanya berjalan baik. Buktinya, Pemko Pekanbaru menjadi daerah pertama penerima opini wajar tanpa pengecualian atau WTP dari BPK. Pemprov Riau kan, baru belakangan. Terus, di bidang pelayanan publik, kita juga mendapatkan penghargaan nasional. Apa semua prestasi itu tidak dianggap?

Sekarang soal mutasi. Bagaimana tanggapan Anda?

Saya menilai wajar para pejabat marah. Semua pejabat pasti marah kalau menjadi korban demosi. Itu mutasi sangat syarat kepentingan politik. Saya yakin karena Pak Syamsurizal ditekan.

Siapa pihak yang menekan Syamsurizal?

Tak perlu saya sebutkan. Anak SD pun saya yakin tahu siapa yang menekan Pak Syamsurizal. Dia ditekan, bagaimana agar PSU (pemungutan suara ulang.red) tidak digelar. Bagiamanapun caranya, makanya dimunculkan isu defisit. Padahal anggarannya ada, tetapi kemudian dicarikan dalih, termasuk temuan inspektorat, kalau penggunaan dana Pemilukda bermasalah, sehingga sisa dananya tak bisa digunakan.

Beberapa waktu lalu, Syamsurizal mengaku kalau berteman baik dengan Anda dan belum lama ini ada berkomuniksi lewat telephon, apa benar?

Sepulang saya dari umrah, kami memang ada berkomuniksi lewat telephon. Saya yang menghubunginya. Kami dulu memang berteman baik, tetapi belakangan seperti dia (Syamsurizal.red) berubah. Itu tadi, karena ada yang menekan. Saya yakin Pak Syamsurizal pasti tak tentram hatinya. Dia pasti tidak bisa tidur nyenyak.

Sekarang ini, saya kan terus diserang. Dicari kesalahan saya, tapi tak ketemu-ketemu. Ada yang sangat bernafsu ingin menangkap saya. Tapi tak perlu saya sebut orangnya.

Apakah berbagai tudingan yang dialamatkan kepada Anda belakangan ini membuat Anda merasa gelisah atau cemas?

Tidak. Saya enjoy saja. Saya bisa menikmati hari-hari dengan tenang. Bisa tidur dengan nyenyak dan bisa menghadiri sejumlah kegiatan sebagai masyarakat, kalau ada yang mengundang.

Apakah Anda dendam atau sakit hati kepada orang yang terus menyerang Anda?

Tidak. Saya tidak perlu dendam atau sakit hati. Itu dilarang Allah. Hanya menyakiti diri sendiri.

Apa harapan Anda ke depan?

Saya berharap masalah ini bisa secepatnya selesai. Semua pihak jangan lagi saling menyerang. Jangan saling menjelekkan. Kita baru saja Idul Fitri. Jangan lagi kedepankan kepentingan pribadi dan golongan. Harus mengutamakan kepentingan masyarakat lebih luas. Saya yakin masalah ini segera teratasi dan Pekanbaru ke depan bisa jauh lebih baik dari yang pernah saya capai sebelumnya.***(mad)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar